Kembali lagi………
Tidak ada bosannya saya memberikan seputar informasi yang sangat
bernilai buat anda semua, kenbali dengan postingan yang berbeda namun lokasi
yang sama. Yaitu masih di desa Tambaknegara kecamatan Rawalo tentunya.....
Kali ini saya akan membawakan informasi yaaa bisa dibilang ada
kaitannya dengan kesehatan, bagi anda yang mungkin kena penyakit kulit luar,
yaa seperti gatal-gatal, dan bahkan mungkin luka karena infeksi, nah saya
berikan solusi yang tepat.
Ini dia “KALI BACIN”sebutan bagi si penyembuh yang udah kebukti
(berdasarkan pengalaman pribadi). Mari langsung saja ke perkara.
Kali Bacin merupakan salah satu ojek wisata yang memiliki
sejarah panjang di bidang pariwisata Banyumas. Objek wisata yang terletak di
Desa Tambak Negara Kecamatan Rawalo ini berupa Pemandian Air Mineral dari mata
air yang sudah ada sejak tahun 1892.
Kali Bacin merupakan salah satu Benda Cagar Budaya atau Situs yang masih
bertahan hingga sekarang. Keistimewaan dari Kali Bacin adalah mata air
mineralnya yang mengandung 16 unsur mineral, seperti Nitrit, Klorida, Belerang,
Zinc serta Sulfur. Selain itu, Pemandian Kali Bacin merupakan pemandian air
belerang dingin satu-satunya di Banyumas, bahkan di Jawa Tengah.
Menurut pramuwisata sekaligus ketua Pokdarwis setempat, Budi Soma Putra, Objek wisata Kali Bacin merupakan objek wisata
yang memiliki nilai histori yang cukup tinggi karena merupakan situs yang
dilindungi pemerintah. "Kali Bacin merupakan Benda Cagar Budaya atau
Situs yang sarat budaya dan sejarah perkembangan yang cukup panjang,"
ungkapnya.
Pemandian Air Mineral Kali Bacin ini dilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 5
Tahun 1992 dengan PP Nomor 10 Tahun 1993. Hal ini yang menjadi dasar kekuatan
hukum Kali Bacin sebagai Benda Cagar Budaya atau Situs.
Kali Bacin sendiri memiliki nama lengkap Pemandian
Air Mineral Tirta Husada Kali Bacin, yang berarti pemandian untuk
kesehatan. Berasal dari kata tirta yang berarti air dan kata husada yang
berarti kesehatan, sehingga dapat berarti air yang digunakan untuk kesehatan
kulit, urat saraf, dan tulang. Hal tersebut bukan tanpa alasan,
karena pemandian Kali Bacin mengandung beberapa unsur mineral yang sangat
dibutuhkan tubuh.
Sejarah Perkembangan Kali Bacin juga merupakan salah satu hal yang menarik.
Pada tahun 1503, Kali Bacin merupakan mata air yang berada di Petilasan
Kadipaten Bonjok. Kemudian pada masa kolonial Belanda tahun 1892, Kali Bacin
digunakan sebagai mata air keramat sebagai tempat penyembuhan penyakit. Tahun
1909, dibangun bangunan pertama sebagai hadiah ulang tahun Ratu Yuliana
Belanda.
Pada masa kolonial Jepang, Kali Bacin digunakan sebagai markas pasukan Jepang,
sehingga mata air Kali Bacin kurang terawat dengan baik. Dan baru pada tahun
1985, Kali Bacin mulai direnovasi oleh Pemda Banyumas sebagai objek wisata.
Sekarang Objek Wisata Kali Bacin telah berkembang menjadi Pemandian Air Mineral
yang cukup dikenal masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Berbeda dengan dahulu,
sekarang Kali Bacin lebih didominasi oleh wisatawan anak-anak seperti yang
diungkapkan Budi Soma Putra, yang sudah 43 tahun mengelola Kali Bacin tersebut.
Dia menambahkan jika anak-anak yang datang secara tidak langsung mendapatkan
Barneotheraphy, karena kandungan unsur mineral yang terkandung di Kali Bacin
bermanfaat bagi pertumbuhan tulang, saraf dan kulit. (bay/tya)
Pemandian Tirta Husada Kali Bacin hanya
berjarak 350 meter dari tepi jalan masuk ke Bendung Gerak Serayu. Ketika keluar
dari area parkir Bendung
Gerak Serayu, kami mengambil jalan ke kiri
sejauh 75 meter, lalu belok kanan.Pemandian Tirta Husada Kali Bacin ada di
sebelah kiri jalan, dimana terdapat sebuah pohon beringin raksasa.
Lokasi Pemandian Tirta Husada Kali Bacin berada di Desa Tambaknegara,
Kecamatan Rawalo, Kabupaten Banyumas.
.
.

Tri dan Ki Budi Soma berdiri disamping kolam Pemandian Tirta Husada Kali Bacin
yang terbagi dalam beberapa bagian. Di belakang mereka adalah semacam kantin
kecil dimana kami duduk berbincang beberapa saat kemudian.
Air kolam terlihat jernih, dan kondisi kolam pun masih cukup baik.
Perawatan kecil memang sudah diperlukan jika ingin kondisi kolam dalam keadaan
lebih prima.
Masyarakat sekitar dulu memberi nama Goa Teleng pada sumber mata air yang
airnya terus menerus mengucur keluar, meski pada musim kemarau panjang
sekalipun. Ketika diketahui bahwa ternyata airnya berkhasiat, namanya berubah
menjadi Tuk Semingkir, artinya mata air yang menyingkirkan (bermacam penyakit).
Setelah mengetahui bahwa tidak ada gas berbahaya, dan airnya terbukti
mengandung berbagai jenis mineral yang bermanfaat bagi kesehatan, tempat ini
dibangun menjadi pemandian umum dan dibuka pada 1892 oleh R. Dipowinoto, Wedana
Banyumas saat itu. Karena ditempat itu ditanam pohon beringin, namanya sempat
berubah menjadi Tambak Wringin Tirta Hoesada.

Ember tumpah yang baru dipasang pada 2011 ini sengaja dinyalakan oleh Ki Budi
Soma untuk memperlihatkan kepada kami sebuah hiburan ekstra bagi pengunjung
yang berendam dan bermain di kolam Pemandian Tirta Husada Kali Bacin.
Kolam Keceh atau kolam renang mini di
tempat ini baru dibangun pada 2002, dan kemudian diperluas pada 2008, sebelum
akhirnya dipasang ember tumpah itu. Air tumpah dalam ukuran besar juga sempat
saya lihat ketika berkunjung di Museum
Indonesia.

Tri di bilik Pemandian Tirta Husada Kali Bacin dengan debit air yang cukup
besar, yang bisa diatur dengan membuka dan menutup kran di bagian atas pipa.
Sebagai hadiah atas kelahiran Puteri Juliana di Den Haag pada 30 April
1909, pemerintah Hindia Belanda membuat bangunan permanen pertama kalinya di
tempat ini pada 1909, dipimpin oleh R. Danoesoebroto, Wedana Banyumas. Kemudian
dilakukan perbaikan lagi pada 1922 dan tahun 1924, masih pada masa pemerintahan
wedana yang sama.
Pembesar yang pertama menggunakan kamar mandi di sisi paling timur yang
selesai dibuat paling awal adalah Sunan Pakubuwono X, sehingga kamar mandi itu
pun dikeramatkan orang. Perbaikan berikutnya terjadi pada 1928, dilakukan oleh
R.M. Tjokrodiprodjo. Entah bagaimana asa muasalnya, lama kelamaan daerah ini
dikenal sebagai Kali Bacin atau sungai bau, tampaknya arena bau belerangnya.

Kolam di bagian depan berlatar area parkir dengan pohon beringin berusia lebih
dari 100 tahun itu, serta loket penjualan karcis berada di sebelah kanan.
Berbeda dengan kolam bagian dalam yang bersih dan jernih, pada permukaan
air kolam ini terlihat banyak serakan benda menyerupai lumut yang mengambang.
Belakangan saya mendapat penjelasan dari Ki Budi Soma tentang manfaat benda-benda
mengapung itu.

Sebuah tengara menempel pada dinding bangunan loket Pemandian Tirta Husada Kali
Bacin yang berbunyi “Sekretariat Paguyuban Juru Pelihara Benda Cagar Budaya /
Situs Rahkala Grha Situs, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo”. Lalu di sebelah
kirinya ada tengara yang berbunyi “Pokdarwis Tirta Kencana”, dengan nama desa
yang sama.
Keduanya adalah nama perkumpulan dimana Ki Budi Soma ikut berkecimpung di
dalamnya. Ia telah lebih dari 40 tahun mengurus situs Pemandian Tirta Husada
Kali Bacin ini.

Tri, pengemudi Arbi
Rental, di bawah pohon beringin tua dengan
sulur-sulur akar yang menjuntai seperti jenggot raksasa.
Pemugaran Pemandian Tirta Husada Kali Bacin terjadi lagi pada 1985, setelah
sempat terlantar pada jaman Jepang karena digunakan sebagai markas militer oleh
mereka. Kali ini pemugaran dilakukan oleh Pemda Banyumas, diresmikan
pemakaiannya oleh R.G Rujito, Bupati Banyumas, pada 25 Januari 1987.

Serakan benda berwarna kehijuan yang mengambang di permukaan kolam bagian depan
itu sebelumnya dianggap sebagai kotoran oleh Ki Budi Soma, dan selalu
dibuangnya. Sampai suatu ketika ia menengarai bahwa yang semula ia duga sebagai
kotoran itu rupanya mampu menyerap debu vulkanik akibat letusan gunung,
sehingga airnya di bawahnya tetap bening.
Dalam keadaan normal, tingkat keasaman air di Pemandian Tirta Husada Kali
Bacin ini berada diantara angka 7 – 9. Sedangkan kandungan mineral dalam air
adalah nitrit, klorida, mangan, seng, kalsium, zat organik, sulfur atau
belerang, dll, seluruhnya ada 16 unsur.
Ki Budi Soma tengah membacakan prasasti yang menempel pada dinding Pemandian
Tirta Husada Kali Bacin, ditulis dalam aksara Jawa, dan menggunakan bahasa
Jawa. Prasasti ini berisi sejarah Pemandian Tirta Husada Kali Bacin yang
sebagian telah saya sebutkan sebelumnya.
Ketika saya bertanya mengapa tidak dipasang salinan tulisan dalam huruf
Latin sehingga pengunjung bisa lebih mudah memahaminya, Ki Budi Soma dengan
mimik serius menjawab bahwa itu sengaja dilakukan agar aksara Jawa bisa tetap
hidup. Kemudian setengah berkelakar ia melanjutkan, bahwa jika ada salinan
huruf Latin, maka tidak akan ada lagi orang yang akan meminta tolong kepadanya
untuk membaca tulisan itu.
Pemandian Tirta Husada Kali Bacin
Tiketmasuk:
VIP Rp.2.500
Kelas Rp.2.000
KolamKeceh/KolamRenangMini Rp.2.000
Tiket Terusan Rp. 3.500
Nah...menarik bukan??? Bagi anda yang punya penyakit kulit ayo segera datang ke pemandian KALI BACIN, dengan harga yang terjangkau namun khasiat yang tak bisa ternilai. Bagi anda yang tidak punya penyakit pun, jangan sungkan-sungkan datang kemari. Ajak keluarga anda..Kali Bacin merupakan salah satu Benda Cagar Budaya atau Situs yang masih bertahan hingga sekarang. Keistimewaan dari Kali Bacin adalah mata air mineralnya yang mengandung 16 unsur mineral, seperti Nitrit, Klorida, Belerang, Zinc serta Sulfur. Selain itu, Pemandian Kali Bacin merupakan pemandian air belerang dingin satu-satunya di Banyumas, bahkan di Jawa Tengah.
Menurut pramuwisata sekaligus ketua Pokdarwis setempat, Budi Soma Putra, Objek wisata Kali Bacin merupakan objek wisata yang memiliki nilai histori yang cukup tinggi karena merupakan situs yang dilindungi pemerintah. "Kali Bacin merupakan Benda Cagar Budaya atau Situs yang sarat budaya dan sejarah perkembangan yang cukup panjang," ungkapnya.
Pemandian Air Mineral Kali Bacin ini dilindungi oleh Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1992 dengan PP Nomor 10 Tahun 1993. Hal ini yang menjadi dasar kekuatan hukum Kali Bacin sebagai Benda Cagar Budaya atau Situs.
Kali Bacin sendiri memiliki nama lengkap Pemandian Air Mineral Tirta Husada Kali Bacin, yang berarti pemandian untuk kesehatan. Berasal dari kata tirta yang berarti air dan kata husada yang berarti kesehatan, sehingga dapat berarti air yang digunakan untuk kesehatan kulit, urat saraf, dan tulang. Hal tersebut bukan tanpa alasan, karena pemandian Kali Bacin mengandung beberapa unsur mineral yang sangat dibutuhkan tubuh.
Sejarah Perkembangan Kali Bacin juga merupakan salah satu hal yang menarik. Pada tahun 1503, Kali Bacin merupakan mata air yang berada di Petilasan Kadipaten Bonjok. Kemudian pada masa kolonial Belanda tahun 1892, Kali Bacin digunakan sebagai mata air keramat sebagai tempat penyembuhan penyakit. Tahun 1909, dibangun bangunan pertama sebagai hadiah ulang tahun Ratu Yuliana Belanda.
Pada masa kolonial Jepang, Kali Bacin digunakan sebagai markas pasukan Jepang, sehingga mata air Kali Bacin kurang terawat dengan baik. Dan baru pada tahun 1985, Kali Bacin mulai direnovasi oleh Pemda Banyumas sebagai objek wisata.
Sekarang Objek Wisata Kali Bacin telah berkembang menjadi Pemandian Air Mineral yang cukup dikenal masyarakat Banyumas dan sekitarnya. Berbeda dengan dahulu, sekarang Kali Bacin lebih didominasi oleh wisatawan anak-anak seperti yang diungkapkan Budi Soma Putra, yang sudah 43 tahun mengelola Kali Bacin tersebut.
Dia menambahkan jika anak-anak yang datang secara tidak langsung mendapatkan Barneotheraphy, karena kandungan unsur mineral yang terkandung di Kali Bacin bermanfaat bagi pertumbuhan tulang, saraf dan kulit. (bay/tya)

Tri dan Ki Budi Soma berdiri disamping kolam Pemandian Tirta Husada Kali Bacin yang terbagi dalam beberapa bagian. Di belakang mereka adalah semacam kantin kecil dimana kami duduk berbincang beberapa saat kemudian.

Ember tumpah yang baru dipasang pada 2011 ini sengaja dinyalakan oleh Ki Budi Soma untuk memperlihatkan kepada kami sebuah hiburan ekstra bagi pengunjung yang berendam dan bermain di kolam Pemandian Tirta Husada Kali Bacin.

Tri di bilik Pemandian Tirta Husada Kali Bacin dengan debit air yang cukup besar, yang bisa diatur dengan membuka dan menutup kran di bagian atas pipa.

Kolam di bagian depan berlatar area parkir dengan pohon beringin berusia lebih dari 100 tahun itu, serta loket penjualan karcis berada di sebelah kanan.

Sebuah tengara menempel pada dinding bangunan loket Pemandian Tirta Husada Kali Bacin yang berbunyi “Sekretariat Paguyuban Juru Pelihara Benda Cagar Budaya / Situs Rahkala Grha Situs, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo”. Lalu di sebelah kirinya ada tengara yang berbunyi “Pokdarwis Tirta Kencana”, dengan nama desa yang sama.

Tri, pengemudi Arbi Rental, di bawah pohon beringin tua dengan sulur-sulur akar yang menjuntai seperti jenggot raksasa.

Serakan benda berwarna kehijuan yang mengambang di permukaan kolam bagian depan itu sebelumnya dianggap sebagai kotoran oleh Ki Budi Soma, dan selalu dibuangnya. Sampai suatu ketika ia menengarai bahwa yang semula ia duga sebagai kotoran itu rupanya mampu menyerap debu vulkanik akibat letusan gunung, sehingga airnya di bawahnya tetap bening.
Ki Budi Soma tengah membacakan prasasti yang menempel pada dinding Pemandian Tirta Husada Kali Bacin, ditulis dalam aksara Jawa, dan menggunakan bahasa Jawa. Prasasti ini berisi sejarah Pemandian Tirta Husada Kali Bacin yang sebagian telah saya sebutkan sebelumnya.
VIP Rp.2.500
Kelas Rp.2.000
KolamKeceh/KolamRenangMini Rp.2.000
Tiket Terusan Rp. 3.500
TERIMAKASIH...................................................
0 komentar:
Posting Komentar